Teman saya itu dengan cepat menjawab "Aku ga boleh pikir kaya gitu ma sama orangtua ku. pokoknya aku harus usaha dulu yang maksimal. Soalnya kata bapak ku nanti kejadian beneran. pokoknya ga boleh pikir kaya gitu!"
Saya cuma menganguk-angguk lalu bilang "Yah.. tiap orang punya caranya sendiri.."
Lalu dia menambahkan "masalah nanti, biar nanti aja."
Saya pun diam, sambil terus berpikir..."Koq gitu ya.....?"
Saya itu tipe orang yang terplaning. Tidak terlalu mendetail memang, tapi paling tidak saya punya sesuatu untuk dijadikan target tahun depan. Dan hampir punya rencana cadangan kalau-kalau "plan A" tidak berhasil. Bisa pakai "plan B" atau "plan C" yang mana yang mungkin, jadi tidak "mati gaya". Rencana cadangan ini ada agar kita punya solusi dari masalah kita sendiri tanpa harus menunggu dulu orang lain datang membantu. Mahluk sosial memang butuh orang lain, tapi kan tidak harus selalu dibantu baru masalah pribadi kita selesai.
Dengan punya rencana cadangan, jalan kita lebih terarah, lagi tidak perlu mendetail yang penting kita siap dengan apa yang akan terjadi. Menurut saya hidup tidak punya arah jadi tidak seru. Menunggu apa yang terjadi besok tanpa kesiapan adalah hal bodoh. Maksudnya, kita memang tidak tahu apa yang akan terjadi besok tapi paling tidak kita sudah pernah memikirkan apa yang harus kita lakukan esok. Biar hidup ini lebih manfaat, bukan cuma buat diri kita tapi buat orang-orang terdekat juga minimal.
Pekerjaan kan menyangkut masa depan. Saya pikir setiap orang pasti punya rencana buat masa depannya, tapi ternyata tidak semua. Ada yang membiarkannya mengalir begitu saja, dengan prinsip "Apa aja deh, yang penting punya uang bisa buat makan", "Ga apa, asal belanja bisa lanjut" atau "Lihat gimana nanti". Ya terserah saja. Kadang kita perlu mendewasakan pikiran (tanpa membuat kita menjadi 10 tahun lebih tua). Karena jelas berbeda antara sikap pesimis, optimis dan sadar diri.
^_^ v