Yuks Belajar Gratis ke Jepang

"Nggak keterima di sekolah negeri.... yaa sekolah di luar negeri aja".

Begitulah kata buku yang saya baca beberapa tahun lalu. 

Nasib orang bermacam-macam. Ada yang "lancar jaya" (meminjam ungkapan dari seorang teman), banyak juga yang padat merayap. Syukur kalau teman-teman termasuk yang kuliah IP jauh di atas rata-rata, sukses dapat kerja, dengan gaji luar biasa. Untuk yang "padat merayap" tetap harus bersyukur.

Bisa jadi karena SMPTN tidak lolos atau kuliah S2 di kampus ternama pulau jawa masih di atas budget, membuat kampus negeri "tidak mau" menerima kita sebagai mahasiswanya. Walaupun begitu, seperti yang banyak ditulis di buku-buku motivasi "dunia belum berakhir" koq. Untuk masalah kuliah, solusi SIMPLE-nya adalah "Nggak keterima di sekolah negeri.... yaa sekolah di luar negeri aja."

Saya sih menurut aja apa kata buku. Entah penulisnya yang kelewat pinter atau saya-nya yang memang bodoh, solusi sekolah di luar negeri itu begitu saya percayai. Sampai akhirnya, alhamdulillah *sujud syukur*, keyakinan saya itu terjawab. Setelah berjuang beberapa tahun, insya Alloh saya akan berangkat untuk belajar di Kyushu University tahun ini (2012) sebagai research student melalui beasiswa Monbukagakusho (monbusho) dari MEXT. 

Inilah langkah-langkah yang saya tempuh:

1. Target negara tujuan

Pertama, siapkan mental. 
Banyak dari teman-teman yang lebih memilih bersekolah di Eropa, USA, atau Australia ketimbang Jepang, Korea atau China. Biasanya sih karena mereka lebih menguasai bahasa inggris ketimbang bahasa asing lainnya, atau karena peluang aktivitas travelling-nya (Eropa gitu lho... ahhh.. menggiurkan). Sekolah di Jepang punya kesulitan sendiri, terutama kendala bahasa.  Suka tidak suka nanti kita harus belajar bahasa jepang lengkap dengan hiragana, katakana, dan kanji-nya. Ikhlaskan hati untuk belajar nihongo agar mudah menerima pelajaran.

Kedua, persiapan berkas. 
Singkatnya, berkas ini meliputi:

- form aplikasi

- outline research (untuk research student)

- surat rekomendasi dari dosen atau atasan

- legalisir-an ijazah dan transkrip
- bukti TOEFL score (pilih ITP saja, tahap ini tidak perlu IBT)

- foto terbaru (ukurannya agak kurang lazim di Indonesia, 3,5 x 4,5 cm2)

- fotokopi KTP
Keterangan lebih lanjut klik di sini.

Persiapan berkas tidak bisa dilakukan buru-buru jadi siapkan waktu yang cukup.

2. Perhatikan deadline

Deadline ini HARUS diperhatikan. Yang sering terjadi adalah aplikan mengumpulkan berkas di hari terakhir deadline. Kalau sudah begini ada 3 kemungkinan, 

kemungkinan pertama; syukur kalau lancar jaya. 

Kedua; ada saja form yang lupa disertakan, surat rekomendasi yang belum "turun", atau jumlah copy-an yang tidak sesuai, ya pokoknya agak kacau lah.

Ketiga; karena faktor cuaca, musibah keluarga, kecelakaan, dll diluar kehendak, akibatnya di hari H deadline si-aplikan tidak bisa memasukkan lamaran. Yang ini namanya kacau berat.

Semua memang Alloh yang mengatur, yang penting tetap maksimalkan ikhtiar. Untuk menghindari itu, sebaiknya kita targetkan mengumpulkan berkas maksimal 5 hari sebelum deadline. Jadi surat-surat yang perlu birokrasi bisa diantisipasi. Kelengkapan berkas bisa diperiksa ulang dengan santai. Di perjalanan menuju kedutaan juga bisa lebih tenang.

3. Memasukkan lamaran

Sekali lagi, periksa kelengkapan berkas kalau perlu 2-3X sebelum dimasukkan.

Sekedar share, ketika saya mengajukan lamaran monbusho, sebelumnya ada bukaan juga untuk fulbright. Sekali mendayung 2 negara terlampaui, submit berkas untuk fulbright jadi hal wajib buat saya... Semua dokumen sudah oke, outline research dan essay dipersiapkan 3 bulan sebelumnya lengkap dengan grammar yang sudah direview oleh sang ahli (ahli bahasa dan ahli di bidang penelitian saya). Tapi... ada satu kesalahan fatal, saya salah menggunakan form rekomendasi... hiks .>__<. Penyesalan memang selalu di akhir agar kita bisa ambil hikmahnya.

4. Tes tahap 2

Yup! langsung tes tahap 2 menurut versi saya... sebab tes tahap 1-nya adalah perjuangan mempersiapkan berkas-berkas yang membuat batin merasa agak tertekan (*deadline mode on).

Setelah kira-kira 1 bulan sejak deadline, semua aplikan yang lolos tahap dokumen, di hubungi oleh pihak kedutaan untuk mengikuti tes tulis. Tesnya tidak terlalu sulit, materi untuk saringan research student "hanya" bahasa inggris dan bahasa jepang. FYI, untuk saringan undergraduate, D3, dan D2 materinya jauh lebih beragam, mulai dari materi Fisika, Kimia, Biologi , Matematika, English, sampai Japanese.

Bagi aplikan reserach student yang belum bisa bahasa jepang tidak perlu kuatir (saya-pun buta bahasa jepang ketika tes) karena nilai tes tertinggi lah yang dijadikan pertimbangan. Saya jawab dengan sukses soal-soal English, dan saya biarkan kertas jawaban nihongo saya bersih..sih..sih.. 

Bisa saja sih asal isi jawaban, toh tidak ada pinalti. Tapi berhubung ini menyangkut "hidup-mati"-nya impian saya, saya tidak mau ambil resiko salah (secara kemarin aplikasi fulbright saya gugur di awal karena salah form).

5. Tes wawancara

Di tahun 2011 semua peserta yang lolos untuk tes tulis otomatis ikut tes wawancara. Tes wawancara hanya bisa dilakukan dalam bahasa jepang atau bahasa inggris. Biasanya ada 6 interviewer, 3 orang dari Indonesia dan sisanya dari Jepang, mereka berprofesi sebagai professor dari perguruan tinggi, atase pendidikan kedutaan, atau peneliti ahli. Mereka baik-baik koq, apalagi kalau kita nggak salah kostum, cukup PD dan jawaban kita lancar.

Klik link ini untuk melihat daftar pertanyaan yang saya dan teman-teman sebelumnya dapatkan (ambil dari blog mereka).

6. Persiapan

Saya dapat bocoran ini dari adik yang kebetulan sudah berangkat duluan. Persiapan ini cukup banyak, meliputi barang-barang yang mau dibawa sampai tempat tinggal di sana. Teman-teman bisa download buletin attaruf atau buletin PPIJ edisi terakhir untuk info lengkapnya sekalian kunjungi web-nya Persaudaraan Muslim Indonesia Jepang dan Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang.

7. Berangkat dech..

Keberangkatan sudah diatur pihak embassy, biasanya awal April atau Oktober.. awal ini benar-benar awal, sering kali keberangkatan pas april fool alias 1 april. Siap-siap lah, jangan bikin orang tua marah terus atau gangguin adik sampe pol, nanti kalau sudah di sana bakal kangen berat. Makan seperlunya saja, main juga tidak perlu all out, insya Alloh nanti kalau ada umur dan kesempatan bisa kembali lagi ke tanah air.



Semoga artikel ini bermanfaat. Buat yang akan mencoba Monbusho, semoga lancar jaya.

Reference:

1. Logos and pictures from website of several universities in Japan; University of Tokyo, Kyoto University (and logo), Osaka University, Tokyo Institute of Technology, Nagoya University, Tohoku University, Kyushu University, University of Tsukuba, Hokkaido University, Waseda University, Keio University.
2. Monbukagakusho website
3. Website PMIJ.
4. Website PPIJ.